Langsung aja deh ya :)
Pisuhan adalah pengungkapan rasa kesal terhadap sesuatu yang tidak memuaskan (Kata kerja : misuh).
Bagi beberapa pemahaman moral tertentu, pisuhan ini tergolong kasar dan hanya berkelas bajingan terminal. Tapi itu memang dikembalikan kepada niat mengucapkan kata-kata tersebut.
Pisuhan bukan dimaksudkan untuk merendahkan lawan bicara atau objek misuh, tapi lebih mirip pada semacam pemuasan diri sendiri, melepas beban, ya mirip dengan onani deh.
Pada lingkungan Kasultanan Ndoyokarta Hadiningrat, pisuhan bisa menjadi kata-kata mesra atau salam kepada rekan sesama jelata.
Pada dasarnya setiap jenis kata apapun bisa menjadi kata pisuhan. Dan dengan demikian, maka setiap kata yang ada dalam direktori pisuhan, juga tidak serta merta tergolong sebagai daftar hitam kata yang harus dihindari oleh anak di bawah umur.
Disebutkan ada 2 (dua) hal yang menjadi persyaratan minimal bagi sebuah kata untuk menjadi pisuhan, yaitu intonasi dan tujuan. Kedua syarat ini yang menjadi faktor pembeda antara sebuah kata pisuhan dan sebuah kata biasa.
A
* Anjing, adalah hewan yang sering dimanusiakan ketika seseorang kesal terhadap orang lain. Kata ini bisa menimbulkan suatu pembunuhan jika diucapkan kepada orang yang salah.
* Anjrit, plesetan dari Anjing.
* Anjroot, plesetan dari Anjrit, benar-benar murni turunan. Tidak boleh diartikan sebagai Anjing gembrot.
* Asem, adalah pisuhan yang sering dijumpai pada penggemar buah-buahan. Bahasa Latin dari kata ini adalah Tamarindus indica.
* Asyeng, kata pisuhan ini maknanya agak rancu. Dicurigai sebagai anak haram dari kata pisuhan Asu dan Asem.
* Asu, berarti Anjing, segawon, dan sebangsa gukguk lainnya.
B
* Babi, adalah hewan haram yang bisa diucapkan selain Anjing.
* Badak, adalah hewan bercula yang dilindungi oleh UU. Merupakan variasi pisuhan selain Anjing dan Babi.
* Bajigur, adalah minuman hangat khas Jawa Barat. Kata ini menjadi pisuhan yang sangat Jogja sekali. Merupakan eufemisme dari kata pisuhan Bajingan.
* Bajindal, turunan dari Bajirut namun lebih alus.
* Bajirut, turunan dari Bajingan yang juga lebih halus.
* Bajingpret, turunan dari Bajingan + kopet
* BangJiman Ngangsu, bentuk halus dari ... ah pasti tau lah
C
* Cangkemmu, bahasa halus dari Cocote.
* Cangkirmu, adalah sebuah alat untuk minum. Merupakan penghalus dari kata Cangkemmu.
* Cocote, berarti mulutmu. Ini pernah diucapkan Anangku dalam sebuah sabda.
* Cobrote, Cocote ala cah Solo.
* Congore, Ungkapan paling kasar dari pisuhan berawalan C ini.
D
* Dancuk, pisuhan khas Jawa Timur.
* Dapurmu, berarti, Raimu, Rupamu, Mukamu.
G
* Gentho, makna aselinya adalah Maling.
H
* Hajinguk, turunan lain dari pisuhan Bajigur namun lebih kasar.
* Hajingseng, integral dari pisuhan Hajinguk
* Hamster, Binatang lucu mirip tikus. Cocok bagi pemisuh yang ingin tetap kelihatan imut.
* Huasyu, merupakan modifikasi dari Asu. Biasa dipakai secara tak sengaja saat bersin.
J
* Jamput, adalah modifikasi dari Jancuk.
* Jancuk, adalah hasil modifikasi dari Dancuk. Dikenal luas dalam masyarakat Jawa Timur.
* Jindal, kependekan dari Bajindal.
* Jinguk, kependekan dari Hajinguk.
K
* Kampret, merujuk kepada hewan nocturnal seperti kelelawar. Mengucapkan pisuhan ini mungkin bisa disamakan dengan mengucapkan Batman!.
* Kemplu, biasanya dipasangkan dengan Kere. Bisa berarti bodoh atau tolol.
* Keple , Sebutan untuk mereka yang menjadi selimut malam.
* Kere, mengatai si obyek pisuhan sebagai orang miskin.
* Kewan, artinya kamu seperti binatang.
M
* Matamu, berarti mata dan alat indera penglihatan. Diucapkan kepada orang tolol yang ndak punya mata dan tidak bermaksud menyinggung teman-teman yang tuna netra. Kata ini merupakan cikal bakal merk Dagadu, suvenir khas Jogja.
* Matane, bentuk lain dari Matamu.
* Modar, berarti seperti bilang Mampus!.
* Modyaaar, Sama seperti Modar, cuman lebih mantep.
* Munyuk, berarti monyet atau hewan primata lainnya.
L
* Lonthe, sebutan untuk mereka yang suka menjajakan kehangatan dan keenakan sesaat yang melenakan.
N
* Ndasmu, berarti kepalamu.
* Nggatheli, memuakkan, menyebalkan, menjengkelkan.
* Ndloghok, artinya kurang tau ane gan
O
* Oasui, turunan kesekian dari asu
P
* Pabu, Versi Dagadu dari Asu.
* Pekok, berarti tolol.
* Pethuk, masih berarti tolol.
R
* Raimu, berarti Mukamu.
S
* Sontoloyo, makna aselinya adalah gembala bebek. Entah kenapa eh kenapa kemudian menjadi pisuhan tingkat tinggi sungguh sejarah tentang kata pisuhan ini sudah kabur. Pokoknya ini termasuk pisuhan.
* Simbahmu koprol, pisuhan yang ibarat kata: bagai pungguk merindukan bulan, karena sampai kapanpun sepertinya seorang simbah-simbah tidak akan mampu koprol. Variasi dari kata ini bisa Simbahmu salto, Simbahmu jumping, Simbahmu {silakan isi dengan olah raga ekstrim yang anda suka}.
* Semprul, jenis pisuhan yang disinyalir mampu menimbulkan hujan lokal.
* Saciladh, Adalah versi dagadu dari bajingan
W
* Wasyu, bentuk lain dari Asu.
* Wasew, logat Inggris dari Wasyu.
* Wedhus, pisuhan binatang halal, yang artinya obyek terpisuh menyerupai kambing, baik dari segi fisik maupun aromatik.
PISUHAN
Pisuhan adalah pengungkapan rasa kesal terhadap sesuatu yang tidak memuaskan (Kata kerja : misuh).
Bagi beberapa pemahaman moral tertentu, pisuhan ini tergolong kasar dan hanya berkelas bajingan terminal. Tapi itu memang dikembalikan kepada niat mengucapkan kata-kata tersebut.
Pisuhan bukan dimaksudkan untuk merendahkan lawan bicara atau objek misuh, tapi lebih mirip pada semacam pemuasan diri sendiri, melepas beban, ya mirip dengan onani deh.
Pada lingkungan Kasultanan Ndoyokarta Hadiningrat, pisuhan bisa menjadi kata-kata mesra atau salam kepada rekan sesama jelata.
DASAR TEORI
Pada dasarnya setiap jenis kata apapun bisa menjadi kata pisuhan. Dan dengan demikian, maka setiap kata yang ada dalam direktori pisuhan, juga tidak serta merta tergolong sebagai daftar hitam kata yang harus dihindari oleh anak di bawah umur.
Disebutkan ada 2 (dua) hal yang menjadi persyaratan minimal bagi sebuah kata untuk menjadi pisuhan, yaitu intonasi dan tujuan. Kedua syarat ini yang menjadi faktor pembeda antara sebuah kata pisuhan dan sebuah kata biasa.
DIREKTORI PISUHAN KHAS JAWA DAN JOGJA
A
* Anjing, adalah hewan yang sering dimanusiakan ketika seseorang kesal terhadap orang lain. Kata ini bisa menimbulkan suatu pembunuhan jika diucapkan kepada orang yang salah.
* Anjrit, plesetan dari Anjing.
* Anjroot, plesetan dari Anjrit, benar-benar murni turunan. Tidak boleh diartikan sebagai Anjing gembrot.
* Asem, adalah pisuhan yang sering dijumpai pada penggemar buah-buahan. Bahasa Latin dari kata ini adalah Tamarindus indica.
* Asyeng, kata pisuhan ini maknanya agak rancu. Dicurigai sebagai anak haram dari kata pisuhan Asu dan Asem.
* Asu, berarti Anjing, segawon, dan sebangsa gukguk lainnya.
B
* Babi, adalah hewan haram yang bisa diucapkan selain Anjing.
* Badak, adalah hewan bercula yang dilindungi oleh UU. Merupakan variasi pisuhan selain Anjing dan Babi.
* Bajigur, adalah minuman hangat khas Jawa Barat. Kata ini menjadi pisuhan yang sangat Jogja sekali. Merupakan eufemisme dari kata pisuhan Bajingan.
* Bajindal, turunan dari Bajirut namun lebih alus.
* Bajirut, turunan dari Bajingan yang juga lebih halus.
* Bajingpret, turunan dari Bajingan + kopet
* BangJiman Ngangsu, bentuk halus dari ... ah pasti tau lah
C
* Cangkemmu, bahasa halus dari Cocote.
* Cangkirmu, adalah sebuah alat untuk minum. Merupakan penghalus dari kata Cangkemmu.
* Cocote, berarti mulutmu. Ini pernah diucapkan Anangku dalam sebuah sabda.
* Cobrote, Cocote ala cah Solo.
* Congore, Ungkapan paling kasar dari pisuhan berawalan C ini.
D
* Dancuk, pisuhan khas Jawa Timur.
* Dapurmu, berarti, Raimu, Rupamu, Mukamu.
G
* Gentho, makna aselinya adalah Maling.
H
* Hajinguk, turunan lain dari pisuhan Bajigur namun lebih kasar.
* Hajingseng, integral dari pisuhan Hajinguk
* Hamster, Binatang lucu mirip tikus. Cocok bagi pemisuh yang ingin tetap kelihatan imut.
* Huasyu, merupakan modifikasi dari Asu. Biasa dipakai secara tak sengaja saat bersin.
J
* Jamput, adalah modifikasi dari Jancuk.
* Jancuk, adalah hasil modifikasi dari Dancuk. Dikenal luas dalam masyarakat Jawa Timur.
* Jindal, kependekan dari Bajindal.
* Jinguk, kependekan dari Hajinguk.
K
* Kampret, merujuk kepada hewan nocturnal seperti kelelawar. Mengucapkan pisuhan ini mungkin bisa disamakan dengan mengucapkan Batman!.
* Kemplu, biasanya dipasangkan dengan Kere. Bisa berarti bodoh atau tolol.
* Keple , Sebutan untuk mereka yang menjadi selimut malam.
* Kere, mengatai si obyek pisuhan sebagai orang miskin.
* Kewan, artinya kamu seperti binatang.
M
* Matamu, berarti mata dan alat indera penglihatan. Diucapkan kepada orang tolol yang ndak punya mata dan tidak bermaksud menyinggung teman-teman yang tuna netra. Kata ini merupakan cikal bakal merk Dagadu, suvenir khas Jogja.
* Matane, bentuk lain dari Matamu.
* Modar, berarti seperti bilang Mampus!.
* Modyaaar, Sama seperti Modar, cuman lebih mantep.
* Munyuk, berarti monyet atau hewan primata lainnya.
L
* Lonthe, sebutan untuk mereka yang suka menjajakan kehangatan dan keenakan sesaat yang melenakan.
N
* Ndasmu, berarti kepalamu.
* Nggatheli, memuakkan, menyebalkan, menjengkelkan.
* Ndloghok, artinya kurang tau ane gan
O
* Oasui, turunan kesekian dari asu
P
* Pabu, Versi Dagadu dari Asu.
* Pekok, berarti tolol.
* Pethuk, masih berarti tolol.
R
* Raimu, berarti Mukamu.
S
* Sontoloyo, makna aselinya adalah gembala bebek. Entah kenapa eh kenapa kemudian menjadi pisuhan tingkat tinggi sungguh sejarah tentang kata pisuhan ini sudah kabur. Pokoknya ini termasuk pisuhan.
* Simbahmu koprol, pisuhan yang ibarat kata: bagai pungguk merindukan bulan, karena sampai kapanpun sepertinya seorang simbah-simbah tidak akan mampu koprol. Variasi dari kata ini bisa Simbahmu salto, Simbahmu jumping, Simbahmu {silakan isi dengan olah raga ekstrim yang anda suka}.
* Semprul, jenis pisuhan yang disinyalir mampu menimbulkan hujan lokal.
* Saciladh, Adalah versi dagadu dari bajingan
W
* Wasyu, bentuk lain dari Asu.
* Wasew, logat Inggris dari Wasyu.
* Wedhus, pisuhan binatang halal, yang artinya obyek terpisuh menyerupai kambing, baik dari segi fisik maupun aromatik.
0 komentar:
Posting Komentar