Setelah melihat langsung Rapat antara para Operator Seluler, BRTI, Kemenkominfo dan Komisi I di Gedung DPR-RI, 10 Oktober 2011, di mana para pemegang kebijakan ternyata tidak memiliki kebijakan untuk menangani kejahatan pencurian pulsa. Maka, dengan ini, kami menyerukan:
1. Bubarkan BRTI…!
2. Luncurkan SIM Card bebas iklan..!
3. Matikan HP Anda pada tanggal 15 Oktober 2011 pukul 10.00 - 12.00 WIB sebagai hari bebas ponsel dan sebagai protes konsumen Indonesia pada para pihak di atas. Kami konsumen ponsel berhak untuk mematikan HP kami kapanpun. Tetapi jika seluruh Indonesia mematikan HP-nya serentak, para operator akan tahu akibatnya.
Tertanda,
Konsumen ponsel Indonesia
Komunitas Voice of Humanism
Kompasianer & Kaskuser
(Sebarkan seluas-luasnya demi konsumen ponsel Indonesia..!!)
---------------
Ini saya kasih penjelasannya:
1. Bubarkan BRTI…!
Alasannya karena BRTI dibentuk oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Undang-undang dalam sebuah Negara demokrasi poros utamanya adalah rakyat. Ini basic dari pemikiran demokrasi yang disetujui oleh berbagai pihak. Pengaduan ke BRTI menurut laporan dari pihak BRTI sendiri sudah lebih dari 9000 laporan. Tetapi masih terus berlanjut kasus-kasus tersebut. BRTI pun dibiayai oleh APBN artinya uang rakyat. Maka, jika BRTI tidak bisa menuntaskan masalah rakyat berarti telah gagal. Maka kami serukan untuk bubarkan. Jika tidak ingin dibubarkan kerja yang baik. Ini masalah sebab-akibat. Hukum alam.
2. Luncurkan SIM Card bebas iklan..!
Konsumen Indonesia membayar mahal biaya pulsa dibanding dengan Negara-negara lain. Kenapa harus ada iklan lagi? Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UGM iklan di HP itu mengganggu, informative pun tidak, kredibilitasnya tidak dijamin, dan tidak ada factor hiburannya. Karena hanya berupa pesan singkat. Paradigma bisnisnya seharusnya dirubah ke arah “The power of Freemium”. Google sebagai perusahaan raksasa dunia tidak pernah membebankan biaya ke konsumennya. Baru dia pasang iklan. Ini kita bayar mahal tetapi harus ada iklan-iklan yang tidak perlu. Kebebasan adanya content provider silahkan saja, tetapi sajikan juga SIM Card yang bebas iklan. Konsumenlah yang pilih nantinya. Jangan semua ditarik biaya mahal diberikan iklan juga. Ini namanya pengerukan kekayaan rakyat yang terselubung.
3. Matikan HP Anda pada tanggal 15 Oktober 2011 pukul 10.00 - 12.00 WIB sebagai hari bebas ponsel dan sebagai protes konsumen Indonesia pada para pihak di atas. Kami konsumen ponsel berhak untuk mematikan HP kami kapanpun. Tetapi jika seluruh Indonesia mematikan HP-nya serentak, para operator akan tahu akibatnya.
Ini adalah semacam shock terapi. Dengan 2 jam kami sebagai konsumen ingin memberikan pelajaran bahwa konsumen jangan diremehkan. Kenapa tanggal 15 dan pukul 10.00 – 12, karena kami masih mempertimbangkan kepentingan konsumen. Tetapi jika tuntutan kami tidak digubris, maka akan diserukan lagi gerakan ini, tidak menutup kemungkinan nanti di peak hour atau seharian penuh. Jika 2 jam konsumen ponsel mematikan HP-nya secara serentak, operator akan kehilangan omset. Apalagi jika 1 hari penuh. Kenapa sasaran tembaknya operator, karena CP inangnya adalah operator. Ini ada main mata antara CP dengan operator. Dan kini saling berlepas tangan. Maka kita serbu ke jantungnya. Persis seperti anti kapitalisme di wall street, di jantungnya.
Hari ini (13 Okt 2011) jam 8.30 sudah wawancara live di TV One di Apa Kabar Indonesia Pagi. Besok (14 Oktober atau H-1) wawancara by phone dengan O-Channel pukul 06.30. Jam 07 pagi di JakFM. Majalah Nova pun akan menurunkan beritanya. Di detikinet..com, okezone.com, tribunnews.com, edisi cetak Media Indonesia Kamis 13 Okt, dan banyak lagi media-media mainstream sudah memberitakan. Di FB Group Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) seruan ini juga disuarakan dan sudah dishare oleh 30 ribu akun lebih. Dari postingan saya di Kompasiana.com pun tak kalah dahsyat. Di web Voice of Humanism demikian. Di Kaskus tenbus Hot Threads, komentar ribuan, yang klik pun ribuan. So, gerakan ini sudah masif. Kami tidak main-main. Social media jangan diremehkan. Ia bisa memicu revolusi di Timur Tengah dan di Inggris. Di sini mari kita gunakan social media untuk menyuarakan tuntutan hak kita.
Mari berjuang untuk hak-hak kita yang dirampas...!!!! Ledakkan diri kita di dunia maya (kalau di dunia nyata meledakkan diri mati konyol)...berjayalah konsumen...!!!
1. Bubarkan BRTI…!
2. Luncurkan SIM Card bebas iklan..!
3. Matikan HP Anda pada tanggal 15 Oktober 2011 pukul 10.00 - 12.00 WIB sebagai hari bebas ponsel dan sebagai protes konsumen Indonesia pada para pihak di atas. Kami konsumen ponsel berhak untuk mematikan HP kami kapanpun. Tetapi jika seluruh Indonesia mematikan HP-nya serentak, para operator akan tahu akibatnya.
Tertanda,
Konsumen ponsel Indonesia
Komunitas Voice of Humanism
Kompasianer & Kaskuser
(Sebarkan seluas-luasnya demi konsumen ponsel Indonesia..!!)
---------------
Ini saya kasih penjelasannya:
1. Bubarkan BRTI…!
Alasannya karena BRTI dibentuk oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Undang-undang dalam sebuah Negara demokrasi poros utamanya adalah rakyat. Ini basic dari pemikiran demokrasi yang disetujui oleh berbagai pihak. Pengaduan ke BRTI menurut laporan dari pihak BRTI sendiri sudah lebih dari 9000 laporan. Tetapi masih terus berlanjut kasus-kasus tersebut. BRTI pun dibiayai oleh APBN artinya uang rakyat. Maka, jika BRTI tidak bisa menuntaskan masalah rakyat berarti telah gagal. Maka kami serukan untuk bubarkan. Jika tidak ingin dibubarkan kerja yang baik. Ini masalah sebab-akibat. Hukum alam.
2. Luncurkan SIM Card bebas iklan..!
Konsumen Indonesia membayar mahal biaya pulsa dibanding dengan Negara-negara lain. Kenapa harus ada iklan lagi? Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UGM iklan di HP itu mengganggu, informative pun tidak, kredibilitasnya tidak dijamin, dan tidak ada factor hiburannya. Karena hanya berupa pesan singkat. Paradigma bisnisnya seharusnya dirubah ke arah “The power of Freemium”. Google sebagai perusahaan raksasa dunia tidak pernah membebankan biaya ke konsumennya. Baru dia pasang iklan. Ini kita bayar mahal tetapi harus ada iklan-iklan yang tidak perlu. Kebebasan adanya content provider silahkan saja, tetapi sajikan juga SIM Card yang bebas iklan. Konsumenlah yang pilih nantinya. Jangan semua ditarik biaya mahal diberikan iklan juga. Ini namanya pengerukan kekayaan rakyat yang terselubung.
3. Matikan HP Anda pada tanggal 15 Oktober 2011 pukul 10.00 - 12.00 WIB sebagai hari bebas ponsel dan sebagai protes konsumen Indonesia pada para pihak di atas. Kami konsumen ponsel berhak untuk mematikan HP kami kapanpun. Tetapi jika seluruh Indonesia mematikan HP-nya serentak, para operator akan tahu akibatnya.
Ini adalah semacam shock terapi. Dengan 2 jam kami sebagai konsumen ingin memberikan pelajaran bahwa konsumen jangan diremehkan. Kenapa tanggal 15 dan pukul 10.00 – 12, karena kami masih mempertimbangkan kepentingan konsumen. Tetapi jika tuntutan kami tidak digubris, maka akan diserukan lagi gerakan ini, tidak menutup kemungkinan nanti di peak hour atau seharian penuh. Jika 2 jam konsumen ponsel mematikan HP-nya secara serentak, operator akan kehilangan omset. Apalagi jika 1 hari penuh. Kenapa sasaran tembaknya operator, karena CP inangnya adalah operator. Ini ada main mata antara CP dengan operator. Dan kini saling berlepas tangan. Maka kita serbu ke jantungnya. Persis seperti anti kapitalisme di wall street, di jantungnya.
Hari ini (13 Okt 2011) jam 8.30 sudah wawancara live di TV One di Apa Kabar Indonesia Pagi. Besok (14 Oktober atau H-1) wawancara by phone dengan O-Channel pukul 06.30. Jam 07 pagi di JakFM. Majalah Nova pun akan menurunkan beritanya. Di detikinet..com, okezone.com, tribunnews.com, edisi cetak Media Indonesia Kamis 13 Okt, dan banyak lagi media-media mainstream sudah memberitakan. Di FB Group Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) seruan ini juga disuarakan dan sudah dishare oleh 30 ribu akun lebih. Dari postingan saya di Kompasiana.com pun tak kalah dahsyat. Di web Voice of Humanism demikian. Di Kaskus tenbus Hot Threads, komentar ribuan, yang klik pun ribuan. So, gerakan ini sudah masif. Kami tidak main-main. Social media jangan diremehkan. Ia bisa memicu revolusi di Timur Tengah dan di Inggris. Di sini mari kita gunakan social media untuk menyuarakan tuntutan hak kita.
Mari berjuang untuk hak-hak kita yang dirampas...!!!! Ledakkan diri kita di dunia maya (kalau di dunia nyata meledakkan diri mati konyol)...berjayalah konsumen...!!!
0 komentar:
Posting Komentar